Fakta-fakta terus terungkap dalam penyelidikan permasalahan pembunuhan di Boja Kendal. Fitri Anggaini (24) perempuan cantik yang dibunuh dan dicor semen di bak mandi oleh Didik Ponco (28) ternyata ialah teman akrab istri Didik ketika masih sekolah.
Fitri diperkirakan sebagai pembimbing karaoke (PK) di Boja Kendal. Sedangkan Didik lelaki pengangguran yang bermukim di Puguh Boja Kendal. Didik semula diciduk polisi sebab melakukan pembegalan di Boja Kendal pada Jumat pagi. Kemudian polisi menciduk Didik di rumahnya di Puguh Boja Kendal.
Saat penggeledahan lokasi tinggal Didik, Polres Kendal mengejar hal mengejutkan. Terdapat mayat wanita telanjang yang dicor semen di bak mandi dalam lokasi tinggal Didik.
Dari situlah tidak sedikit hal terungkap berkat investigasi Satreskrim Polres Kendal.
Kasatreskrim Polres Kendal AKP Aris Munandar menuturkan, istri terduga dan korban adalahteman dekat sewaktu sekolah.
Istri Didik sedang sakit dan berada di lokasi tinggal orangtuanya di Bandungan.
Sepekan silam Didik naik motor mengunjungi Fitri di rumahnya di Boja Kenda.
Sumiyati ibunda Fitri mengatakan, waktu tersebut pria yang menjemput anaknya bilang mau disuruh menengok orang sakit. Tapi prakteknya Fitri tidak disuruh jenguk orang sakit, melainkan disuruh ke lokasi tinggal Didik.
Di lokasi tinggal itu, Didik dan Fitri mengerjakan hubungan intim.
Sesudah hubungan intim, Didik menghabisi nyawa Fitri di kamar mandi yang sedang membasuh pakaiannya.
Didik yang sekarang mendekam di sel tahanan Mapolres Kendal menyatakan bahwa dia nagih utang untuk Fitri. Namun berdasar pengakuan sejumlah sumber, malah Didik yang punya utang untuk Fitri.
Diketahui Fitri seorang PK di area Boja. Dia pun sering meminjamkan uang untuk teman-temannya. Termasuk Didik punya utang untuk Fitri.
Namun dalam investigasi Polres Kendal, Didik menyatakan menagih utang untuk Fitri.
Saat tersebut Fitri membalas dengan ucapan-ucapan kasar. Sehingga menciptakan Didik naik pitam lantas mencekik leher Fitri sampai tak bernafas.
Didik adalahpria pengangguran. Selain tercebur dalam permasalahan pembunuhan, ia pun terlibat dalam permasalahan pembegalan.
Kasus pembunuhan ini terungkap sebab kasus pembegalan yang ia kerjakan pada Jumat (23/2) pagi di desa tetangga masih kecamatan Boja.
Fitri adalahteman istri tersangka. Kasatreskrim polres Kendal AKP Aris Munandar menuturkan, istri terduga dan korban adalahteman dekat sewaktu sekolah.
"Istri terduga adalahteman dekat korban. Hal tersebut dimanfaatkan guna menjalin hubungan terlarang itu," kata Kasatreskrim Polres Kendal AKP Aris Munandar, Senin (26/2/2018)
Empat bulan menjalin asmara. Dari data yang dihimpun Polres Kendal dari tersangka, korban dan terduga memang mempunyai hubungan spesial. Hubungan tersebut terjalin telah empat bulan lamanya.
Pada Jumat (16/2) terduga menjemput korban dengan dalil untuk menyuruh korban menjenguk istrinya yang sedang sakit. Setelah menjenguk istri tersangka, korban disuruh menuju rumahnya di desa Puguh, Boja.
"Sebelum membunuh korban, terduga dan korban mengerjakan hubungan suami istri di lokasi tinggal tersangka. Setelah itu, si korban ke belakang lokasi tinggal guna membasuh baju. Saat tersebut lah tersangka mendekat korban guna menagih utang," jelasnya. Itu berdasar pernyataan tersangka untuk polisi.
Ditagih utangnya, Fitri juga marah dan mengeluarkan ucapan-ucapan kasar untuk tersangka. Tidak terima terhadap perlakuan Fitri, Didik juga tersulut emosi dan langsung mendorong korban sampai terjatuh.
Melihat Fitri terjatuh, dirinya kian membabi buta. Didik terus mencekik Fitri sampai kehabisan nafas dan tewas di tangan Didik.
Pelaku panik lihat Fitri tak bernyawa. Kemudian mengusung dan memasukkan tubuh Fitri ke bak mandi.
Untuk menutupi tindakan tersangka, Aris menuliskan tersangka pergi terbit rumah untuk melakukan pembelian semen satu sak untuk dipakai mengecor jasad Fitri yang sedang di dalam bak mandi. Sebelum di cor, tubuh Fitri terlebih dahulu ditimbun pasir.
Didik mengerjakan pengecoran dua kali, setelah tersebut tersangka menjemput kembali istrinya yang sedang sakit pulang ke rumah. Didik juga langsung bersikap laksana biasa seolah tak terjadi apa-apa di hadapan istrinya.