Dokter Tompi adalah praktisi muda dalam dunia kesehatan memperlihatkan keberanian dan kecerdasannya sampai-sampai mempunyai jasa yang paling besar dalam menyerahkan informasi yang benar mengenai penanganan pasien. Tompi menyerahkan fakta-fakta secara teoritis kedokteran melewati akun twitter sah miliknya ternyata tidak berbanding lurus dengan teknis perawatan yang dilakukan dalam pertolongan untuk ketua DPR RI Setya Novanto.
Fakta-fakta yang mengejutkan itu seakan membuka mata dan perhatian kita, dimana adanya sejumlah faktor kejanggalan dalam proses perawatan Setnov. Masyarakat umum dapat dijamin tidak akan memahami secara detail laksana apa sebetulnya penanganan pasien yang benar dan cocok dengan teori ilmu kedokteran.
Tompi membeberkan kenyataan menarik bahwa penanganan korban kemalangan dengan menyerahkan perban pada memar yang tidak terdapat luka terbuka ialah sebuah kekeliruan yang seharusnya tidak dilaksanakan oleh dokter yang jelas telah berpendidikan mumpuni dan sarat empiris dalam menangani pasien-pasien. Faktanya lokasi tinggal sakit tersebut di antara terbaik di negeri ini, Tidak mungkinlah semua tenaga medisnya abal-abal dapat jadi hancur dong nama baik lokasi tinggal sakitnya dan sangat ekstrim pemerintah menarik keluar izinnya.
Tidak melulu sebatas mengkritik justeru Tompi menyarankan untuk dokter yang menyerahkan perban pada pasien itu untuk pulang kebangku sekolah bukan bangku kampus. Ini suatu kesengajaan ataupun tidak namun saran ini jelas paling monohok dan memperlihatkan secara tidak langsung apa yang disampaikannya ialah kebenaran yang cocok dengan teori.
Berikut petikan twitan yang pengarang jadikan rujukan :
Kl kepal kebentur, memar tetapi gak terdapat luka luar , trus diperban.... dengan kata lain dokternya butuh sekolah lagi. Dan dah tentu masuk neraka soalnya ikut2an ngibu;
Berdasarkan penyelidikan dan olah Tempat kejadian perkara yang dilaksanakan oleh pihak kepolisian bahwa Polisi tidak mengejar bercak darah di dalam mobil yang ditumpangi Ketua DPR RI Setya Novanto ketika terjadi kemalangan di area Permata Hijau, Jakarta Selatan. Mobil Toyota Fortuner B 1732 ZLO tersebut menabrak tiang karena diperkirakan pengemudinya tidak cukup konsentrasi. Dalam kemalangan ini, melulu Novanto yang merasakan luka. Adapun pengemudinya, wartawan Metro TV Hilman dan ajudan Novanto, Reza, yang duduk di kursi depan tak merasakan luka-luka. Sumber Disini
Bahwa apa yang dikatakan secara tersirat oleh Tompi mengenai adanya kejanggalan dalam permasalahan ini semakin mendapat titik terang. Dimana Kepolisian telah memperlihatkan tidak terdapat bercak darah dalam mobil menjadi bukti konkrit bila Setnov tidak merasakan luka terbuka. Jika dihubungkan dengan yang dikatakan oleh Tompi melewati twitannya di sosial media. Maka dapat diputuskan bahwa dokter yang menangani di RS. Medika Permata Hijau sudah melakukan kekeliruan penanganan pasien.
Fakta yang paling mengejutkan dan tidak banyak menggilik ialah dalam mobil itu ada 3 orang yang merasakan kecelakaan. Tetapi yang terjadi melulu Setnov yang merasakan luka-luka. Pengemudi yang adalah wartawan dan ajudan dari setnov tidak merasakan luka-luka apapun sebenarnya sama-sama berada duduk di bangku depan.
Biarlah waktu memperlihatkan seperti apa kebenaran dari permasalahan ini, pengarang tetap yakin bahwa masing-masing adanya kedustaan dan keburukan pasti bakal terbongkar meskipun ditutupi dengan teknik apapun. Satu urusan yang sangat penting ialah pesan yang dikatakan oleh Ahok sejumlah waktu yang lalu, bahwa Tuhan tidak akan tidur ( Gusti Ora Sare ) dan Tuhan bakal membuka seluruh tabir-tabir kebohongan. Bila tidak bisa sanksi dari hukum dunia, anda percayai bahwa masing-masing yang bersalah bakal mendapatkan hukuman besok di akherat.