Seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah Bengkulu ditemukan tewas dalam situasi mengenaskan di dekat Pelabuhan Pulau Baai, Rabu (7/2/2018) kemarin.
Diketahui siswi itu berinisial AUD (16).
Sebelumnya, gadis malang tersebut ditetapkan menghilang oleh keluarganya sekitar seminggu semenjak 1 Ferbuari 2018.
Baik pihak kepolisian dan family melakukan sekian banyak upaya untuk mengejar AUD.
Pencarian itu membuahkan hasil ketika polisi mengerjakan penyelidikan pada sejumlah teman dekat AUD.
Jenazah korban ditemukan dalam situasi mengenaskan sesudah polisi mengorek penjelasan pacara sekaligus pelaku pembunuhan berinisial DNP (18).
Rupanya pelaku pun adalahsiswa di antara SMA di Kota Bengkulu.
Hanya saja, korban dan pelaku memang bersekolah di SMA yang berbeda.
Tribunstyle melansir dari Kompas.com, Pelaku sudah diamankan. Berkat pernyataan pelaku kesudahannya posisi jasad korban ditemukan," kata Direskrimum, Polda Bengkulu, Kombes Pudyo Haryono.
Kepada wartawan, Pudyo menyatakan bahwa AUD adalah korban penganiayaan.
Gadis berusia 16 tahun itu tewas setelah disiksa menggunakan palu.
"Keduanya adalah teman dekat cuma lain sekolah. Keduanya tidak jarang terlibat curhat satu sama lain andai ada masalah," jelas Pudyo.
Dia mengisahkan, pada 1 Februari 2018 kemarin, pelaku menghubungi korban dengan dalil ingin bertukar pikiran.
Pelaku menyatakan bahwa dirinya sedang mempunyai masalah.
"Setelah kami dalami motif pembunuhan kelihatannya sepele, pelaku perlu uang guna bayar kosan. Saat kami cek, sesudah pembunuhan, ternyata kosan telah dibayar," kata Pudyo.
Pihaknya pun menemukan ponsel dan cincin korban yang dipungut pelaku.
Senjata yang dipakai pelaku guna menghabisi nyawa korban ialah palu dan gunting.
Setelah dibunuh, korban dilemparkan di area Lentera Merah, tak jauh dari Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.
"Saya pukul dengan palu," ujar DNP mengakui perbuatannya.
Pudyo pun mengimbau pada orang tua guna terus memantau pergaulan anak-anaknya.
Pasalnya, pencegahan dini hanya dapat dilakukan oleh orang tua.